Mahasiswi “Plus-plus” Berkedok Pemandu Wisata Incar Turis Asing -
Mahasiswi “plus-plus” nyatanya tidak sebatas yang nongkrong di kafe atau
mal-mal besar. Mahasiswi “plus-plus” juga ada yang berperan sebagai
tour guide alias pemandu wisata.
Mereka mengincar wisatawan
mancanegara yang tengah berlibur di Indonesia. Salah satu mahasiswi plus
berinisial L, mengungkapkan hal tersebut kepada Warta Kota
(Tribunnews.com Network) di Kafe Memories di Jalan Jaksa, Menteng,
Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/2013) petang.
Dari seluruh
'mahasiswi plus' yang ada, jenis inilah yang paling legal. Mereka bisa
melaporkan ke polisi apabila pemakai jasa mereka tak mau membayar uang
yang telah dijanjikan. Sebab ada perjanjian legal sebelum memulai
jasanya.
L mengungkapkan, mereka bisa melapor ke polisi karena
sebelum memulai pekerjaannya sebagai tour guide 'plus' selalu membuat
perjanjian di atas materai. Perjanjiannya mengenai jasa pemandu wisata.
"Makanya itu kan legal secara hukum. Kami bisa melapor apabila mereka
kemudian berbohong," kata L yang kini kuliah di Fakultas Hukum salah
satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Perempuan berkulit
putih ini mengaku, pernah nyaris jadi korban penipuan oleh seorang bule
Australia yang memakai jasanya. Saat itu masih tahun 2004, dia baru saja
berkecimpung sebagai tour guide 'plus'. "Ketika itu saya diajak ke
Bali. Perjanjiannya dia harus membayar Rp 10 juta. Tapi si bule itu
kemudian hanya membayar Rp 5 juta," kata L.
Lantaran tidak
senang, L mengancam akan memolisikan bule itu. Tapi, belum sempat dibawa
ke kantor polisi, bule itu memilih membayar uang jasa kekurangannya.
Cara kerjanya, kata L, dia mencari konsumen di klub malam di kawasan
Jakarta Selatan. Atau ia pun kerap mencari lewat jejaring sosial media
di internet. Seperti Dating Asia, Tagged, dan Adult Find Finder.
Sejak dari pertemuan di dunia maya itulah tawar-menawar sudah terjadi.
Semuanya tak dapat dipastikan dari sisi harga maupun waktunya. Biasanya
untuk jalan-jalan selama satu sampai dua minggu L menarik bayaran Rp 5
juta. Lalu untuk sebulan bisa Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. "Rata-rata
mereka hanya sebulan di sini. Soalnya visa untuk orang asing berlibur
kan hanya sebulan," kata L. Dia mengaku sudah sejak 2004 mulai menjual
jasa tour guide 'plus'.
Sejak menjajakan jasa tour guide
'plus' ini, dia sudah pernah melayani berbagai wisatawan asing. Mulai
dari Swiss, Swedia, Inggris, Belanda,dan Australia. Bahkan wisatawan
Asia seperti dari Kuwait, Arab Saudi, Qatar pun sudah pernah dia layani.
L adalah salah satu mahasiswi 'plus' yang bersembunyi dibalik
embel-embel tur guide. "Kalau saya karena alasan ekonomi. Ayah saya
hanya pekerja yang gajinya Rp 800.000 sebulan. Soalnya dia kerja dengan
orang lain," kata L, warga Jakarta Selatan ini.
L mengaku
kuliah di sebuah universitas swasta di Jakarta Pusat mengambil jurusan
Akuntansi. Setiap semester, L membayar uang kuliahnya sendiri sebesar Rp
10 juta. Bukan cuma itu, dia juga membiaya kuliah salah satu adiknya.
Tiap semester dia harus membayar uang kuliah adiknya sebesar Rp 17 juta.
Dari bekerja sebagai tour guide plus ini, perempuan ini dua tahun lalu
sudah bisa membeli mobil Innova. Dia pun punya dua motor untuk dipakai
adik-adiknya. Sedangkan uang tabungannya mencapai Rp 78 Juta. "Kalau
orangtua bertanya saya kerja apa, saya bilang tour guide dan mereka pun
percaya saja," kata dia kepada Warta Kota.
sumber: http://gosipdewasa.blogspot.com/2013/06/mahasiswi-plus-plus-berkedok-pemandu.html